![]() |
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi |
Ada yang pernah mendengar cemilan bernama “Usdek”? Mungkin
sebagian dari pembaca sudah tahu, tapi kemungkinan besar banyak juga yang masih
asing dengan kata ini. Jadi jangan pikir oleh-oleh cemilan khas Jawa Barat
hanya ada opak, wajit, dodol dan peyeum (tapai) saja. Ada banyak cemilan
lainnya yang juga pantas untuk diapresiasi masyarakat Indonesia di seluruh
negeri.
Sebelum kepikiran untuk menuliskan tentang Usdek, saya
iseng-iseng tanya ke Google, dan dia juga rupanya masih belum bisa memberikan
keterangan yang banyak soal cemilan asyik khas Sindangkerta ini. Sekilas info,
Sindangkerta adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung Barat. Di
sinilah kampung halaman sekaligus tempat tinggal saya yang masih menumpang di
rumah orang tua.
Usdek adalah cemilan serupa opak yang berwarna warni, yang bentuknya
lingkaran dan seperti kembang yang pipih. Di permukaannya terdapat
lubang-lubang yang beraturan mengikuti arah lingkaran dari luar hingga ke pusat
(seperti pola obat nyamuk). Untuk lebih jelasnya, saya sudah pajang gambar
usdek di atas judul utama.
Usdek adalah kepanjangan dari “Usaha Dewek” alias “usaha
saya sendiri”. Mungkin penamaannya disebabkan pengusaha cemilan ini merasa
dapat manfaat dari menjual cemilan hasil pembuatan dan pemasaran sendiri.
Entahlah. Tapi bagi saya nama ini unik, mengandung humor dan agak eksklusif.
Usdek berbahan dasar utama singkong. Cara pembuatannya pun
cukup sederhana dan bisa kalian buat di rumah masing-masing. Mula-mula,
singkong diparut, lalu diberi bumbu berupa garam dan sedikit penyedap rasa agar
terasa gurih. Singkong parut yang telah dibumbui itu lantas dikukus hingga
matang.
Setelah itu, kukusan singkong segera ditindaklanjuti dengan membuatnya
menjadi beberapa lembaran. Masing-masing lembaran bisa diberi pewarna makanan
seperti merah, kuning dan hijau agar tampilannya menarik. Jangan lupa untuk
memberi bentuk gerigi di setiap permukaan lapisan dengan menggunakan garpu.
Nah, lembaran-lembaran singkong yang berbeda warna dan
permukaannya bergerigi tadi ditumpuk, kemudian digulung (seperti kue lapis yang
digulung). Si gulungan kemudian bisa diiris-iris tipis sehingga menghasilkan
bulatan-bulatan yang berwarna-warni dan melingkar. Langkah selanjutnya, si
usdek dijemur hingga kering. Selesai.
Untuk menyantapnya, kita hanya tinggal menggoreng usdek
hingga mekar, seperti menggoreng kerupuk. Rasa yang gurih dan renyah akan
membuat kita ingin terus mencicipi lagi dan lagi.
Di lingkungan rumah saya, makin jarang orang yang membuat
usdek. Keberadaannya langka di hari-hari biasa, tapi biasanya orang-orang akan
menyengaja membuatnya ketika ada hajatan pernikahan atau khitanan, serta jelang
hari raya idul fitri untuk jadi suguhan andalan.
Selamat mencoba! Semoga bagi kalian yang penasaran, bisa
segera diberi jalan sama Tuhan untuk mencicipinya, bagaimana pun caranya. Hehe…
Sekian.
ga langka juga
BalasHapus